Sebelumnya kita membahas tentang osilasi. Nah, kali ini kita akan membahas tentang gerak harmonik sederhana. Apabila sebuah benda disimpangkan dari kedudukan setimbangnya, gerak harmonik akan terjadi jika ada gaya pemulih yang sebanding dengan simpangannya dan simpangan tersebut kecil. Suatu sistem yang menunjukkan gejala harmonik sederhana adalah sebuah benda yang tertambat pada sebuah pegas. Pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan sejauh x dari setimbang, pegas mengerjakan gaya –kx.
Mengkaji lebih jauh dengan meninjau
sebuah benda bermassa M (kg) yang terletak di atas bidang tanpa gesekan
dan dikaitkan kepada salah satu ujung pegas berkonstanta k (N/m)
sebagaimana yang disajikan pada gambar berikut.
Osilasi Pegas
Ketika pegas disimpangkan sejauh x dari
kedudukan setimbangnya lalu kemudian dilepas, maka massa M akan bergerak
sedemikian rupa sehingga selalu menuju ke kedudukan semula. Hal ini terjadi
karena adanya gaya pemulih sehingga timbul gejala yang kita kenal dengan
osilasi.
Dalam keadaan tidak terdapat gaya yang
bekerja pada massa M tersebut, maka ia akan tetap dalam keadaan diam di
posisi setimbang, x=0. Namun seandainya diberikan gaya kepada massa
tersebut dengan cara menekan dan melepaskannya, maka massa tersebut akan
bergerak periodik menurut frekuensi tertentu. Gejala serupa terulang bahkan
jika M ditarik, dipukul, atau diberi perlakuan berbeda, massa tersebut selalu
bergerak dalam pola yang sama menuju posisi semula pada keadaan setimbang.
Gerakan periodik disekitar titik setimbang inilah yang disebut dengan osilasi.
Adapun gaya yang menyebabkan massa selalu bergerak ke kedudukan semula disebut
dengan gaya pemulih atau restoring force.
Hukum Gaya untuk Gerak Harmonik Sederhana
Persamaan gerak osilasi dapat
diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke.
Coba pandang sebuah benda yang dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak
tertarik atau tertekan maka simpangan benda adalah nol (benda dalam titik
keseimbangan). Jika pegas tertarik maka terdapat simpangan benda (misal
bernilai positif). Pada saat itu pegas memberikan gaya kepada benda yang
besarnya sebanding dengan simpangannya namun berlawanan arah dengan pergeseran
benda.
F adalah gaya pegas (gaya pemulih
atau restoring force) dan k adalah tetapan pegas. Rumus ini menyatakan
bahwa gaya yang dikerjakan oleh sebuah pegas pada sebuah benda berbanding lurus
dengan pergeseran benda namun berlawanan arah dengannya. Tanda negatif dalam
persamaan (1) mengandung pengertian bahwa gaya pemulih selalu bekerja untuk mengembalikan
massa M ke kedudukan setimbangnya. Jika gaya pegas adalah satu-satunya
gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton.
atau
Percepatan
bergerak lurus (misal ke arah x) dapat dituliskan menjadi:
Persamaan (3) merupakan persamaan
osilasi harmonik sederhana (simple harmonic motion). Dalam osilasi
sederhana, benda berosilasi di antara dua posisi dalam waktu (periode)
tertentu, dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain,
simpangan maksimum (amplitudo) osilasi tetap.
Dengan
persamaan (12) kita akan menentukan kecepatan (v) dan percepatan (a) osilasi
dapat ditunjukkan hubungan antara simpangan, kecepatan,
percepatan dan amplitudo:
Persamaan (4) disebut persamaan
diferensial, karena mengandung suku yang berupa diferensial. Persamaan (4)
merupakan bentuk hubungan fungsi x(t)dengan derifatif keduanya d2x/dt2.
Agar dapat memahami gejala osilasi ini lebih mendalam, maka kita harus
menemukan bentuk suatu fungsi yang memenuhi persamaan (4) tersebut. Langkah
yang kita lakukan adalah dengan menulis ulang persamaan tersebut ke dalam
bentuk :
Persamaan (5) menunjukkan
kepada kita bahwa haruslah sebuah fungsi yang derivatif keduanya merupakan
negatif dari dirinya sendiri. Keadaan tersebut hanya dipenuhi oleh bentuk
sinusoida.
serta
jumlahan dari keduanya
Pada
kesempatan ini kita akan mencoba suatu solusi dengan bentuk
dengan
B, w dan q adalah tetapan. Konstanta B disebut amplitudo, w adalah
frekuensi sudut. q adalah sudut fase awal. Besaran wt+q disebut fase
osilasi . Sudut fase awal q adalah faktor dalam persamaan yang dilibatkan untuk
menggambarkan posisi awal benda yang berosilasi. Persamaan (8) sering dinamakan
persamaan simpangan.
Jika kita lakukan substitusi
persamaan (8) ke dalam persamaan (5), maka akan diperoleh hasil bahwa w2
= k/M
Perhatikan
bahwa fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan
kenaikkan wt sebesar 2p. Periode osilasi T adalah waktu yang
diperlukan benda untuk menjalani gerakan satu putaran (cycle). Ini
berarti nilai x pada saat t sama dengan nilai x pada saat t + T. Berdasarkan
kenyataan ini bahwa:
yang
merupakan frekuensi angular atau lebih sering disebut sebagai kecepatan sudut
ayunan tersebut. Gerak ayunan yang telah kita bahas ini disebut dengan gerak
harmonis atau juga disebut dengan getaran harmonis. Hal penting yang harus kita
pahami dari gejala yang kita gambarkan dengan persamaan (8) adalah bahwa karena
fungsi cos memiliki nilai dalam rentang antara -1 dan +1. Ini berarti bahwa
massa M berayun di sekitar titik setimbang dengan simpangan terbesar
adalah nilai maksimum . Nilai maksimum ini disebut dengan amplitudo. Kuantitas
disebut fase, dan disebut konstanta atau tetapan fase.
Pembuktian bahwa persamaan (8)
merupakan solusi dari persamaan (4). Dalam persoalan osilasi di atas,
penyelesaian harus dinyatakan dalam x sebagai fungsi t, dan harus memenuhi suku
kiri sama dengan suku kanan. Dengan kata lain, penyelesaian harus menyebabkan
suku kiri Persamaan (4) sama dengan nol.
Dengan ambil turunan pertama dan
kedua Persamaan (8 dan 4) dan kemudian mensubstitusikannya ke Persamaan (5)
Subsitusi
ke persamaan (5)
Karena
w2 = k/M
Terbukti bahwa suku kiri sama
dengan suku kanan. Dengan kata lain , Persamaan (8), merupakan peyelesaian
Persamaan (5). Coba anda buktikan bahwa pesamaan (12) juga merupakan
solusi dari persamaan (5).
dapat diketahui:
Vmaks
= w.A
Amaks
= -w2.A
Catat bahwa jika benda mempunyai perpindahan awal x dan kecepatan awal v tidak nol, amplitudo A tidak sama dengan perpindahan awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar